Minggu, 24 April 2011

Doa dan Perubahan Diri


Berdoalah kepada-Ku dengan merendahkan diri dan dengan suara yang lembut. Sesungguhnya Allah tidak suka pada orang-orang yang melampaui batas.” (Qs Al A’raaf-55). Allah menyuruh kita untuk bermunajat pada-Nya karena munajat dalam bentuk doa yang tulus dan keluar dari hati yang tulus lagi ikhlas yang mengharapkan keridhaan-Nya semata akan cepat mendapat respon dari Allah. Dijelaskan, berdoa haruslah dengan penuh kerendahan atau tawaduk didalam hal yang diminta dan juga cara memintanya, karena Allah tidak suka sama sekali terhadap orang-orang yang berlebihan dalam segala hal. Pada dasarnya kekuatan doa itu akan jauh lebih efektif ketika kita sanggup merubah perangai, prilaku maupun sikap kita. Dikatakan, doa itu ibarat tanaman, kekuatan untuk merubah diri dan segala sikap hidup dari yang tercela menjadi terpuji itulah yang akan menjadi bibitnya. Sedangkan permohonan yang kita ucapkan ibarat pupuk. Tapi, kalau kita hanya menaburkan pupuk semata tampa pernah menaburkan bibit, mustahil hasilnya akan sesuai dengan keinginan kita.

Dari kenyataan hidup yang kita jalani, semakin tampak bahwa semakin hari kita semakin dihadapkan pada berbagai bentuk persoalan yang sepertinya tidak akan pernah ada akhirnya, dimulai dari harga-harga yang terus merambat naik sampai pada tingkah laku dari ank-anak kita yang semakin mengkhawatirkan dsb. Dalam situasi seperti ini tak banyak manusia yang sanggup menghadapinya selain ditenggelamkan kedalam kubangan penderitaan yang sepertinya tak berkesudahan

2 komentar:

  1. semakin banyak permintaan yang kita panjatkan kepada Allah, semakin kita harus pandai-pandai mencermati diri, apalagi yang harus kita ubah dari diri kita. Insya Allah semua ini akan membuat lebih cepat diijabahnya suatu doa. Berdoa adalah suatu amalan yang baik, tetapi perubahan suatu amalan yang tidak baik menjadi baik itu juga harus lebih bagus lagi dari yang sudah-sudah. Kalau kita rajin berdoa tetapi tidak dibarengi dengan perubahan akhlak, mutu ibadah ataupun pengendalian diri, maka tidak usah menyalahkan siapa-siapa kalau doa kita sepertinya hampa dan tak terkabulkan. Padahal mustahil Allah tidak mengabulkan doa seorang hamba. Begitu banyak ayat Al Qur’an dan hadist yang menegaskan jaminan Allah ini, “Dan apabila hamba-hambaKu bertanya kepadamu tentang Aku, maka sesungguhnya Aku dekat. Aku menjawab doa seseorang yang berdoa manakala ia berdoa” (QS.AlBaqarah:186)
    Rasulullah SAW bersabda : Sesungguhnya Allah itu hidup lagi Maha Mulia dan Maha Pemurah. Dia malu apabila seseorang menengadahkan kedua tanggannya, untuk menolaknya dalam keadaan hampa dan sia-sia (HR. Timidzi)

    BalasHapus
  2. Dalam berdoa itu sebenarnya yang penting bukan diijabahnya karena hal itu toh sudah menjadi janji Allah. Tetapi bagaimana agar dengan doa kita bisa membuat mutu diri semakin tinggi dan semakin dekat dengan Allah, inilah justru faktor yang harus kita tekankan.
    Wallahu A’lam

    BalasHapus

Powered By Blogger